KARAKTERISTIK KOGNITIF MURID SEKOLAH DASAR
Murid SD dapat dipahami dengan cara mengenali karakteristiknya yang mem- bedakan dirinya dari kelompok usia lainnya. Karakteristik murid SD antara lain digam- barkan dari sudut karakteristik fisikal, sosial, emosional, dan kognitif. Dalam uraian ini akan dibahas karakteristik kognitif saja.
Pengelompokan yang cukup akomodatif secara psikologis membagi dua usia murid SD yaitu kelompok 6-10 tahun dan kelompok 10-13 tahun (Gunawan, 1992). Perkembangan yang menonjol pada periode pertama ditandai dengan kegiatan belajar membaca dan tercapainya penguasaan beberapa pengetahuan dan kecakapan. Oleh kare- na itu, banyak ahli pendidikan menyarankan agar murid diberi kesempatan untuk belajar sambil berbuat (learning by doing). Periode kedua usia sekolah dasar ditandai oleh keinginan untuk belajar lebih dan tumbuhnya bermacam-macam minat. Misalnya: mulai timbul minat terhadap hewan piaraan, hasil-hasil teknologi atau mulai terbentuknya berbagai macam hobi. Murid juga mulai mengembangkan pengertian-pengertian tentang sebab akibat, membentuk konsep dan mulai memecahkan persoalan-persoalan sederhana.
Baca selengkapnya…
Teory Cognitif J. Piaget
Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu :
Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )
Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )
Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )
Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )
Masalah Mendasar Pendidikan di Indonesia
Bagi orang-orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan menyadari bahwa dunia pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami “sakit”. Dunia pendidikan yang “sakit” ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia menjadi manusia, tetapi dalam kenyataannya seringkali tidak begitu. Seringkali pendidikan tidak memanusiakan manusia. Kepribadian manusia cenderung direduksi oleh sistem pendidikan yang ada.
Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan “manusia robot”. Karena pendidikan yang diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi. Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya. Hal yang sering disinyalir ialah pendidikan seringkali dipraktikkan sebagai sederetan instruksi dari guru kepada murid. Apalagi dengan istilah yang sekarang sering digembar-gemborkan sebagai pendidikan yang menciptakan manusia siap pakai. Dan “siap pakai” di sini berarti menghasilkan tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam pengembangan dan persaingan bidang industri dan teknologi. Memperhatikan secara kritis hal tersebut, akan nampak bahwa dalam hal ini manusia dipandang sama seperti bahan atau komponen pendukung industri. Baca selengkapnya…
Latar Belakang Mengapa Pengelolaan Kelas itu Penting
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif. Baca selengkapnya…
Tujuan dan Proses Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberi arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa seluruh komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya. Di sini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.
Sehubungan dengan fungsi tujuan yang sangat penting itu, maka suatu keharusan bagi pendidik untuk memahaminya. Kekurangpahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahpahaman di dalam melaksanakan pendidikan. Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoritis (Umar Tirtarahardja dan La Sula, 37 : 2000).
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut Baca selengkapnya…
Definisi Mengenai Pendidikan
Beberapa definisi mengenai pendidikan dapat dikemukakan di bawah ini : M.J. Langeveld (1995) :
- Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan.
- Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila.
- Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.
Stella van Petten Henderson : Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Kohnstamm dan Gunning (1995) : Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
John Dewey (1978) :
Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).
Indikator Pengelolahan kelas yang berhasil
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam pengelolahan kelas untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran, ada enam hal yang harus di perhatikan dalam pengelolahan kelas yaitu sebagai berikut :
- Guru mengerti perbedaan antara pengelolahan kelas dan mendisiplinkan kelas.
- Sebagai guru jika anda pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
- Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan peserta didik, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
RPP TEMATIK KELAS III/1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SD/MI : _______
Tema : “kegiatan”
Mata Pelajaran : IPS, IPA, Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/II (Tiga/Dua
Standar Kompetensi :
IPS 1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah
IPA 3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
B. Indonesia 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita dan memberikan tanggapan/saran
Kompetensi Dasar :
IPS 1.4 Melakukan kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa
IPA 3.3 Menjelaskan kegunaan benda plastik, kayu, kaca, dan kertas
B. Indonesia 2.2 Menjelaskan urutan membuat atau melakukan sesuatu dengan kalimat yang runtut dan mudah dipahami
Indikator :
- Tuliskan macam-macam kerja sama di lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa.
- Menyimpulkan manfaat kerja sama di lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa
- Menemukan kelebihan dan kekurangan benda plastik
- Menemukan kelebihan dan kekurangan benda kayu
- Menemukan kelebihan dan kekurangan benda kertas
- Menemukan kelebihan dan kekurangan benda kaca
- Mengimplementasikan kegunaan benda menurut sifatnya
- Memaparkan hasil pengamatan dengan bahasanya sendiri
RPP TEMATIK KELAS II/2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Nama Sekolah : ______
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, & SBK
Tema : Keindahan Alam
Kelas/Semester : II/2
Alokasi Waktu : 2x35 menit (1 x Pertemuan)
Hari/Tanggal :
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia : Menulis
8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak Bumi dan Alam Semesta
IPA : 4. Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari
SBK : 11. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia : 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung
IPA : 4.1 Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari
SBK : 11.3 Menyanyikan lagu wajib dan lagu anak dengan atau tanpa iringan sederhana
C. Indikator
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
Bahasa Indonesia : 8.2.1 Menulis puisi anak dengan huruf tegak bersambung
IPA : 4.1.1 Menyebutkan 3 (tiga) kegunaan cahaya matahari dalam
kehidupan sehari-hari
SBK : 11.3.1 Menyanyikan lagu anak dengan iringan sederhana (tepuk tangan)
Baca selengkapnya…
RPP Tematik kelas II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Nama Sekolah :______
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika, & SBK
Tema : Tumbuhan
Kelas/Semester : II/2
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan (4 x 35 menit)
Hari/Tanggal :
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia : Menulis
8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak
Geometri dan Pengukur
Matematika : 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar
SBK : 9. Mengekspresikan diri melalui seni rupa
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia : 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis
Matematika : 4.1 Mengelompokkan bangun datar
SBK : 9.1 Mengekspresikan diri melalui seni rupa
- C. Indikator
Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
Bahasa Indonesia : 5.1.1 Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan
Matematika : 4.1.1 Menggambar bangun datar (persegi panjang, persegi, segitiga, dan lingkaran)
SBK : 9.1.1 Mewarnai gambar bangun datar Baca selengkapnya…