Arsip

Archive for the ‘TEORY BELAJAR’ Category

Pengelolahan Peserta didik


Guru dapat mengatur Peserta didik berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada beberapa lima pengelompokan siswa, di antaranya:

  1. Task planning groups, Baca selengkapnya…
Kategori:TEORY BELAJAR

Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD


Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Cara Anak Belajar
Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Baca selengkapnya…

Kategori:TEORY BELAJAR

KARAKTERISTIK KOGNITIF MURID SEKOLAH DASAR


Murid SD  dapat dipahami dengan cara  mengenali  karakteristiknya  yang  mem- bedakan dirinya dari kelompok usia lainnya. Karakteristik murid SD antara lain digam- barkan dari sudut karakteristik fisikal, sosial, emosional, dan kognitif. Dalam uraian ini akan dibahas karakteristik kognitif saja.

Pengelompokan  yang  cukup  akomodatif  secara  psikologis  membagi  dua  usia murid SD  yaitu kelompok 6-10 tahun dan kelompok 10-13 tahun (Gunawan, 1992). Perkembangan  yang  menonjol pada periode pertama  ditandai  dengan kegiatan  belajar membaca dan tercapainya penguasaan beberapa pengetahuan dan kecakapan. Oleh kare- na itu, banyak ahli pendidikan menyarankan agar murid diberi kesempatan untuk belajar sambil berbuat  (learning by doing).  Periode kedua usia  sekolah dasar  ditandai oleh keinginan untuk belajar lebih dan tumbuhnya bermacam-macam minat. Misalnya: mulai timbul  minat  terhadap hewan  piaraan,  hasil-hasil teknologi  atau mulai terbentuknya berbagai macam hobi. Murid juga mulai mengembangkan pengertian-pengertian tentang sebab  akibat,  membentuk konsep dan  mulai  memecahkan persoalan-persoalan sederhana.
Baca selengkapnya…

Kategori:TEORY BELAJAR

Teory Cognitif J. Piaget


Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.

Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu :

Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )

Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )

Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )

Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )

Baca selengkapnya…

Kategori:TEORY BELAJAR

Contoh Pembuatan Kisi-kisi Soal Dalam Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi Pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran kualitatif.
Evaluasi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data.
Tujuan dilaksanakan evaluasi adalah :
1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan PBM
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
4. Memberikan pertanggung jawaban (accountability) Baca selengkapnya…

Kategori:TEORY BELAJAR

Berpikir Kreatif Menurut Torrance


Manusia yang kreatif ialah manusia yang selalu ingin tahu, fleksibel, awas, sensitif terhadap reaksi dan kekeliruan, mengemukakan pendapat dengan teliti dan penuh keyakinan tidak tergantung pada orang lain, berpikir kearah yang tidak diperkirakan, berpandangan jauh, cakap menghadapi persoalan, tidak begitu saja menerima suatu pendapat, kadang susah diperintah.

Torrance menggambarkan empat komponen kreativitas yang dapat diakses yaitu:

  1. Kelancaran (fluency), merupakan kemampuan untuk menghasilkan sejumlah ide.
  2. Keluwesan atau fleksibilitas (flexibility), merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide beragam.
  3. Kerincian atau elaborasi (elaboration), merupakan kemampuan mengembangkan, membumbui, atau mengeluarkan sebuah ide.
  4. Orisinalitas (originality), merupakan kemampuan untuk menghasilkan ide yang tidak biasa di antara kebanyakan atau jarang
  5. Baca selengkapnya…

Kategori:TEORY BELAJAR

Teori belajar piaget


Teori belajar piaget
Pendapat piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut
1. anak anak struktur mental yang berbeda denga orang dewasa mereka bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk mnghayati dunia sekitar. Maka memerlukan pelayanan sendiri dalam belajar.
2. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3. walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari tahap ketaha yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
4. perkembangan mental anak di pengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a. kemasakan
b. pengalaman
c. interaksi social.
d. equilibration ( proses dari ketiga di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental.
5. ada tiga tahap perkembangan, yaitu:
1. berpikir secara intuitif 4 tahun
2. beroprasi secara kongkret 7 tahun
3. beroprasi secara formal 11 tahun

Perlu di ketahui pula dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat,mrnyentuh mrnyrbut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangakian perubahan yang terjadi setiap individu sebagai hasil interaksi denagn dunia sekitarnya

Sumber. Slameto, belajar dan factor-fator yang mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta, 2010

Kategori:TEORY BELAJAR